Menanggapi Keprihatinan Presiden SBY atas maraknya tayangan mistik di TV Nasional

Menanggapi Keprihatinan Presiden SBY atas maraknya tayangan mistik di
TV Nasional
KH. SIDIQ AMIN: "… SEHARUSNYA TIDAK SEBATAS PRIHATIN…"

Pamanukan, Subang Info-
Presiden SBY seharusnya tidak sebatas prihatin, justru harus mengambil tindakan yang nyata. Bagaimana pun Pak SBY ini juga sebagai muslim sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Ali Imran ayat 10, kewajiban da'wah sangat mulya namun cukup berat, yaitu memberantas kemungkaran dengan kekuasaan yang dimilikinya. Hal tersebut dikatakan oleh KH. Sidiq Amin, Ketua Umum Persatuan Islam ketika ditanya komentarnya tentang keprihatinan Presiden SBY pada penyiaran TV yang marak oleh tayangan mistik. Sidiq Amin sangat yakin jika Presiden SBY mengambil tindakan nyata akan didukung oleh banyak pihak. Jadi (jangan) hanya sebatas prihatin saja.

"Kalau hanya sebatas prihatin mah rakyat biasa sudah lama mengungkapkan", ujarnya kepada Subang Info seusai memberikan ceramah di Pamanukan pada malam minggu 2 Juni 2007 kemarin. Ketika ditanya dilema tingginya rating tayangan mistik dalam dunia
penyiaran dengan dampak tayangan itu sendiri, Sidik Amin mengakui dalam hal ini rating tinggi memiliki nilai ekonomi. Dirinya juga sangat menyayangkan para pelaku penyiaran yang sering berlindung pada kebebasan pers dan kebebasan berekspresi, padahal sebagai manusia selalin memiliki kebebasan juga memiliki kewajiban. Begitu juga sangat disayangkan kepada pihak pemerintah, KPI dan kepolisian sebagai pihak
yang memiliki power (kewenangan), dinilai belum mengoptimalkan wewenangnya.

Sehingga tayangan mistik bisa ditonton oleh pemirsa semua umur secara
leluasa. Lebih prihatin lagi ketika tayangan tersebut ditonton oleh anak-anak yang belum mempunyai dasar pendidikan ketauhidan. Sehingga akan mendistorsi aqidahnya lebih kuat. Perlu juga difahami bahwa efek tayangan mistik akan menggriring pada kemusyrikan sebagai dosa paling besar. Amin mengingatkan bahwa banyak ayat Al-Qur'an yang menyatakan dosa syirik paling berperan dalam mengundang bencana dan malapetaka. Kepada Presiden SBY sebagai kepala pemerintahan yang juga sebagai
muslim, untuk segera bertindak dan melakukan aksi nyata dengan mengkoordinasikan aparat-aparat dibawahnya untuk tegas dalam upaya memberantas kemusyrikan.

Sebagai Ketua Umum Persatuan Islam, Sidik Amin mengungkapkan keprihatinan yang mendalam terhadap berlarut-larutnya RUU APP (Anti Pornografi dan Pornoaksi) yang tidak kunjung selesai. Terlebih ketika majelis hakim malah membebaskan pimpinan redaksi Play Boy dengan berbagai dalih dan alasan. (Satriya)

--
Teddy Widara

No comments: